Selasa, 06 Desember 2011

Menciptakan Peluang Usaha Melalui Manajemen Pemasaran

Ada seorang kawan yang datang kepada saya menanyakan mengenai peluang usaha yang bisa dilakukan untuk menambah pendapatannya. Saya menyarankan kepada kawan saya itu untuk membaca artikel mengenai manajemen pemasaran. Dia lalu kaget dengan usul saya, “Mas, setahu saya pemasaran itu kan kita menjual produk? Ini belum ada produk dari usaha saya kok saya disuruh membaca artikel tentang manajemen pemasaran?”
Ternyata kawan saya ini masih salah kaprah dengan konsep pemasaran. Kawan saya tadi menganggap bahwa pemasaran adalah penjualan (sales). Padahal pemasaran sendiri merupakan keseluruhan proses, mulai dari riset mengenai kebutuhan pasar, produksi, penjualan, sampai dengan layanan purna jual. Jika penjualan fokusnya kepada produk, maka pemasaran fokus kepada kebutuhan pasar.
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Berikut ini adalah beberapa konsep dari pemasaran:
Kebutuhan manusia (human need)
Keadaan dimana seseorang merasa kehilangan sesuatu, untuk itu kita harus menanyakan: apa yang dibutuhkan oleh pasar? Makan, pakaian, obat, kendaraan, rumah, dan lain sebagainya.
Keinginan manusia (human wants)
Pola kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kebudayaan dan kepribadian individu. Keinginan belum tentu merupakan kebutuhan. Misalnya saya ingin sekali memiliki mobil Fiat tua dengan setir di kiri, namun itu bukan merupakan kebutuhan saya.
Permintaan
Keinginan manusia yang didukung daya beli. Mengingini sesuatu tetapi tidak didukung oleh daya beli? Jangan menjual barang-barang yang berada di luar kemampuan pasar. Saya menginginkan mobil Ferari, tapi untuk saat ini belum saatnya Anda memasarkan kepada saya, karena daya beli saya masih belum sampai.
Produk
Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau di-konsumsi dan yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan, meliputi obyek-obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.
Strategi pemasaran juga bisa disusun dan dikombinasikan ke dalam suatu konsep yang disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix).

Rabu, 19 Oktober 2011


UMKM Harus Miliki Manajemen Pemasaran dan Manajemen Keuangan

Selasa, 04 Oktober 2011 | 09:56:07 WIB
UMKM Harus Miliki Manajemen Pemasaran dan Manajemen Keuangan
Asisten Administrasi dan Pembangunan Setdako Pariaman, Drs. Yaminu Rizal, M.Si
Pariaman, Humas---Untuk bisa sukses dalam menjalankan usaha, memperluas segmentasi pasar, memiliki perencanaan dan pengaturan keuangan yang terarah dan bernilai ekonomi tinggi, memiliki keunggulan komperatif dan meningkatkan kemandirian serta produktifitas yang handal, maka Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus mutlak memiliki Manajemen Pemasaran dan Manajemen Keuangan.
“Jika UMKM mampu menyadari hal ini, maka akan terbentuk UMKM-UMKM yang tangguh, selalu bergerak maju dan visoner, sehingga pada gilirannya akan tercipta iklim perekonomian daerah yang semakin kondusif,” ungkap Walikota Pariaman diwakili Asisten Administrasi dan Pembangunan Setdako Pariaman, Drs. Yaminu Rizal,M.Si dalam sambutannya pada acara Pelatihan Manajemen Pemasaran/Manajemen Keuangan Bagi UMKM Kota Pariaman Tahun 2011, Senin (3/10) di Gedung Pondok Indah Pariaman.
Namun melihat kenyataan yang ada saat ini menurut Wako, didapati kenyataan bahwasanya masih harus diusahakan kerja keras untuk mewujudkan hal itu. Hal ini didasari oleh masih banyaknya pelaku UMKM yang belum sepenuhnya memahami pentingnya Manajemen Pemasaran dan Manajemen Keuangan ini. Pelaku UMKM masih berkutat dengan hal-hal yang berkaitan dengan teknis pembuatan atau proses produksi.
“Untuk itu Pemerintah Kota Pariaman sangat memandang perlu adanya suatu pelatihan Manajemen Pemasaran/ Manajemen Keuangan bagi pelaku UMKM Kota Pariaman, sehingga mampu memahami, mengenali dan menginspirasi serta menggerakkan jiwa dan mentalitas ke arah mentalitas usahawan yang memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi, yang pada akhirnya akan membawa UMKM tersebut ke arah yang lebih baik dan lebih berdaya saing dengan segmen pasar yang semakin luas,” terang Wako.
Ditambahkan Wako, semua pihak tentu berharap kiranya pelatihan ini menjadi sebuah langkah awal dalam melakukan fasilitasi pembinaan UMKM di Kota Pariaman bersama tindak lanjutnya. Tindak lanjut tersebut dapat berupa pemetaan jenis-jenis UMKM dengan basis-basis tertentu, upaya promotif dalam bentuk pembenahan tampilan kemasan produk UMKM secara lebih baik dan langkah pembinaan secara kontinyu pada UMKM dengan basis tertentu yang harus berjalan secara simultan dan berkesinambungan.
“Apabila konsep ini berjalan dengan baik, kami yakin ke depannya UMKM yang ada di Kota Pariaman ini akan merasakan manfaat atas kehadiran Pemerintah yang telah mengayominya, baik melalui kegiatan pembinaan maupun tindak lanjut,” ucap Wako.

Empat Pilar Manajemen Pemasaran


Dalam ilmu pemasaran, dikenal adanya elemen 4 P atau merupakan singkatan dari product, promotion, place dan price. Mari kita membahasnya satu per satu secara renyah, dengan disertai beragam contoh aktual. Slide powerpoint presentasi yang amat menarik mengenai Manajemen Pemasaran dapat Anda lihat DISINI.
Toyota Kijang Innova, Sepatu Nike, ponsel Nokia, Busway, tabungan BCA, ataupun praktek tukang gigi dan jasa paranormal, merupakan contoh beragam produk yang siap dipasarkan. Ada produk yang berupa barang berbentuk fisik (seperti rokok, ponsel, ataupun sepeda motor), dan adapula yang berbentuk jasa, semacam jasa tabungan, jasa telekomunikasi, ataupun jasa perawatan tubuh dan spa.
Dalam konsep produk, kita mengenal produk premium atau produk yang memiliki diferensiasi, fitur unik, dan berkelas, sehingga layak diberi harga yang lebih mahal. Contoh : mobil BMW, Porsche, jam tangan Gucci, dasi Giani Versace ataupun laptop Fujitsu. Pada sisi lain, terdapat konsep produk me too, yakni produk yang didesain dengan menjadi imitator dari produk yang lebih dulu masuk ke pasar dan sukses. Giv adalah me too dari Lux ataupun HiTech adalah ponsel lokal yang mencoba meniru aneka produk Nokia.
Promosi adalah langkah yang perlu dilakukan untuk mengenalkan dan juga membujuk para calon pembeli agar mau mengeluarkan uang buat membeli produk kita. Dalam promosi sendiri dikenal adanya promotion mix, atau kombinasi program promosi yang berujud dalam empat elemen kunci, yakni promosi melalui iklan, melalui publikasi, melalui sales promotion, dan melalui personal selling.
Place artinya apakah produk kita akan dijual di lapak kakilima atau di outlet megah Metro di Plaza Senayan. Place menyangkut strategi distribusi yang hendak kita lakukan. Terdapat toga model distribusi, yakni distribusi eksklusif, distribusi selektif, dan distribusi intensif. Distribusi eksklusif hanya memasarkan produk dan jasa pada outlet yang terbatas guna menjaga prestise dan reputasi produk. Kaos Joger misalnya hanya dipasarkan di satu lokasi, yakni di Kuta, Bali. Sementara jam tangan Audemar Piaget juga hanya dipasarkan pada outlet terpilih di mal-mal kelas atas. Distribusi selektif adalah rangkaian produk yang misalnya hanya dijual di outlet modern, semacam Carefour, Hero dan Indomart, dan tidak dijual di pasar-pasar tradisional. Sementara distribusi intensif merupakan produk yang dipasarkan ke seluruh jenis pasar, baik modern ataupun tradisional, dan mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Pricing adalah menyangkut strategi kita dalam menetapkan harga produk. Seperti disebutkan diatas, untuk produk-produk dengan diferensiasi yang kuat, kita bisa menetapkan harga premium. Misalnya adalah sepeda motor Harley Davidson ataupun mobil Porsche. Ada juga produk yang dijual dengan strategi low cost. Misal jasa telpon yang ditawarkan para operator cdma seperti Esia dan Fleksi.
Selain itu, terdapat tiga jenis strategi penetapan harga. Yang pertama adalah strategi harga berdasarkan biaya, dimana pemasar menentukan harga dengan menghitung biaya-biaya, biaya overhead, dan kemudian menambahkan margin keuntungan yang diinginkan. Strategi kedua adalah strategi harga berdasarkan permintaan, atau pemasar menentukan harga setelah meneliti keinginan konsumer dan memastikan range harga yang dapat diterima oleh target pasar. Yang terakhir adalah strategi harga berdasar pola persaingan. Disini pemasar menentukan harga berdasar kondisi harga yang ditawarkan pesaing. Harga mungkin berada di bawah pasar, sesuai pasar, atau di- atas pasar, tergantung pada kesetiaan pelanggan, reputasi, dan kondisi lingkungan persaingan.

Segmentasi, Targeting dan Positioning dalam Manajemen Pemasaran


Dalam praktek manajemen pemasaran dikenal adanya istilah STP atau singkatan dari segmentation, targeting dan positioning. Kita akan mencoba membahasnya secara renyah disertai dengan contoh aktual.
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagain yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas). Sebagai misal, produk kartu ponsel Esia yang murah meriah cenderung ditujukan untuk golongan B dan golongan C. Sementara produk mobil mewah seperti BMW atau produk tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas atas. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang mmarketing management dan strategy.
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju. Sebagai misal produk-produk tas dan sepatu mewah seperti dengan merk Gucci atau Louis Vuitton, maka mereka selalu memilih mal kelas atas seperti Plaza Senayan dan Pacific Place untuk membuka outletnya; dan bukan di mal kelas menengah seperti Plaza Jatinegara. Hal diatas dilakukan agar kegiatan promosi peasaran yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang ditujunya.
Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk. Langkah ini artinya adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Mobil mewah BMW selalu mencitrakan dan memposisikan dirinya sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada sisi lain Esia selalu mencoba memposisikan dirinya sebegai produk rakyat kebanyakan yang murah dan tersedia dimana-mana.
Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.